Kamis, 07 Februari 2008

Delapan Bulan Kencing Terus ----

Nasib Pasti makin tak Pasti

Amlapura (Bali Post) - Senin Paing, 17 September 2007

Musibah bertubi-tubi dialami korban Ni Wayan Pasti (56) warga Banjar Jungsri, Bebandem. Dia diduga menjadi korban malpraktik dokter. Saat menjalani operasi kanker rahim di RSUD Karangasem, kantung kemihnya bocor, tergores pisau operasi sehingga sampai kini dia kencing terus. Pasti dirujuk ke RS Sanglah untuk operasi menjahit kantung kemihnya, namun sudah delapan bulan menunggu sampai kini belum juga ditangani.

Ni Wayan Pasti, Minggu (16/9) kemarin, menceritakan penderitaannya di rumahnya didampingi suaminya I Nyoman Kani (58). Pasti yang sebelumnya berprofesi sebagai pedagang canang di Pasar Amlapura Timur itu 13 Juni 2006 menjalani operasi mengangkat rahimnya di RSUD Karangasem. Dia menderita kanker rahim. Setelah operasi dan pulang, ternyata air kencing terus merembes dari kemaluannya. Meski sudah dipasangi kateter (saluran kencing berupa pipa plastik), tetapi air seni tetap merembes.

Beberapa kali memeriksakan diri ke dokter, barulah diketahui kandung kemihnya bocor akibat terluka gores saat menjalani operasi kanker. Dokter kebidanan dan penyakit kandungan di RSUD Karangasem yang menangani pun mengaku heran. Selama ini ratusan operasi sejenis dilakukannya, namun baru pada korban Pasti yang terjadi kasus kantung kemihnya tergores pisau operasi.

Ibu lima anak itu tak mau lagi ditangani di RSUD Karangasem. Dia dirujuk ke RS Sanglah. Namun sudah delapan bulan menunggu giliran operasi, sampai kini belum mendapat giliran operasi. ''Saya dan keluarga bolak-balik mengecek ke RS Sanglah, ternyata dikatakan belum mendapat giliran operasi. Saya berharap segera menjalani operasi, agar bisa hidup lebih lama,'' harapnya.

Pasti kini mengaku tak bisa berjualan canang di pasar untuk menghidupi keluarganya. Soalnya, air seni merembes terus selain malu juga merasa tidak enak mengerjakan canang. Sejak sakit, ia mengaku tak tahan duduk berlama-lama. Kedua pasangan suami-istri itu kini mengaku tak bisa bekerja mencari nafkah.

Sementara suaminya, Kani, sudah belasan tahun menderita penyakit aneh. Kulit di sekujur tubuhnya muncul bercak-bercak putih. Bercak itu kini telah menyatu. Kani seperti orang bule. Dia tak tahan terkena matahari langsung. Penyakit itu dideritanya sudah puluhan tahun, saat baru beranak dua. Saat itu, dia bekerja sebagai buruh pembuat bata di Kayu Putih, Bebandem. Karena pasutri itu tak bisa mencari nafkah, beberapa anaknya tak bisa melanjutkan sekolah karena tak ada biaya. ''Ada yang kelas III SD putus sekolah, ada yang cuma sampai kelas II SMP,'' ujar Pasti. (013)

Tidak ada komentar: