Kamis, 07 Februari 2008

Peranakan Turun, Bagaimana Mengatasinya

Republika, Minggu, 03 Juli 2005

Gangguan ini bisa menurunkan kualitas hidup. Karena itu, sebaiknya segera ditangani. Caranya cukup beragam, mulai dari pijat sampai operasi. Anda sedang hamil?

Nah, ada pesan untuk Anda saat melahirkan si jabang bayi nanti. Usahakan melahirkan si kecil dengan cara yang bagus. ''Jangan didorong-dorong waktu mengejan. Cara seperti itu bisa menyebabkan peranakan turun,'' kata dokter R Muharam SpOG, ahli kebidanan dan kandungan dari Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI)/Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta.

Dalam ilmu kedokteran, peranakan turun dikenal dengan istilah prolaps genetalia. Keadaan ini disamakan dengan suatu hernia di mana ada bagian organ dalam tubuh yang turun ke rongga kemaluan. Bahkan, ada kalanya, bagian organ dalam tubuh itu sampai keluar dari liang kemaluan. ''Pada penderita peranakan turun, leher rahimnya biasanya melek.

Jadi, rahimnya turun, seperti ada daging keluar,'' jelas Muharam. Lalu, siapa saja yang berisiko mengalami hal ini? Wanita yang baru melahirkan, apalagi yang sudah berulangkali melahirkan, tergolong dalam kelompok wanita yang berisiko tinggi menderita gangguan ini. Selain itu, cara penjahitan pascaoperasi yang kurang baik, juga bisa merangsang turunnya peranakan.

Patut pula dicatat, peranakan turun ternyata tak cuma bisa diderita oleh wanita yang pernah melahirkan. Artinya, wanita yang belum pernah melahirkan pun bisa mengalami gangguan ini. ''Tapi memang, kemungkinannya kecil. Kalaupun ada biasanya didapat dari bayi.'' Umumnya, peranakan turun terjadi karena lemahnya otot besar panggul. Otot yang lemah ini mengakibatkan satu atau lebih organ di dalam panggul menjadi turun.

Ini terjadi secara perlahan-lahan. Bahkan pada awalnya, si penderita tak merasakan keluhan apapun. Namun, seiring dengan bertambahnya usia yang dibarengi dengan turunnya kadar hormon estrogen dalam tubuh seorang wanita, kondisi tersebut mulai terasa mengganggu karena fungsi otot mengalami penurunan. Karena itu, bisa dipahami bila peranakan turun biasanya dikeluhkan oleh wanita yang telah memasuki masa menopause.

Muharam menjelaskan, wanita yang pernah melahirkan, apalagi yang sudah berulang kali bersalin, berisiko tinggi mengalami kelemahan pada otot besar panggul ini. Bila ini terjadi, maka organ dalam bagian panggul bisa saja mengalami penurunan. Pada keadaan ringan dan sedang, kondisi itu umumnya tak memunculkan gejala. Pada keadaan berat, barulah si penderita merasakan beberapa gejala. Sementara berat-ringannya kelainan, sangat tergantung pada posisi organ dalam panggul (yang turun itu) di dalam liang kemaluan.

Menurunkan kualitas hidupPada derajat yang cukup berat, peranakan turun bisa menimbulkan sejumlah gejala. Ada wanita yang mengeluh, vaginanya terasa penuh. Ada pula yang mengeluh sakit pinggang. Ini terjadi karena otot penunjang rahim sudah lemah akibat kehamilan atau batuk yang lama. Hal lain yang kerap dikeluhkan para penderita adalah badan terasa tidak enak, pegal, dan buang air menjadi susah. ''Ini berakibat pada menurunnya kualitas hidup.''
Peranakan turun perlu secepatnya ditangani. Bila tidak, bisa berakibat lebih jauh sehingga organ dalam tubuh yang turun ke liang kemaluan itu harus diangkat. Artinya, penderita harus menjalani operasi. Untungnya, peranakan turun tak selalu diatasi lewat tindakan operasi. Pada stadium rendah, penanganan bisa dilakukan dengan menggunakan semacam cincin karet. ''Tapi kalau sudah keluar yang berarti sudah dalam stadium berat, harus dioperasi.''

Di luar penanganan medis, penderita peranakan turun bisa pula ditolong dengan cara diurut atau dipijat. Ini dilakukan untuk mengembalikan organ dalam tubuh yang sudah turun itu agar bisa kembali ke posisi semula. Cuma sayangnya, organ yang sudah terlanjur turun tersebut terkadang sulit dikembalikan ke posisi semula, apalagi pada penderita yang sudah berusia lanjut.
Agar tak Makin Parah

Peranakan turun berpotensi menurunkan kualitas hidup. Pada stadium yang berat, peranakan turun bisa membuat seorang wanita sulit melakukan aktivitas sehari-hari karena sakit yang dirasakan. Nah, agar keluhan ini tak makin parah, dokter R Muharam SpOG, memberikan sejumlah saran, yaitu:

* Jangan mengejan (ngeden) sembarangan dan tidak terlalu banyak batuk. Terlalu banyak batuk bisa membuat organ dalam tubuh keluar dari liang kemaluan.
* Hindari mengangkat benda atau barang yang berat.
* Jangan terlalu banyak berdiri. (bur )

Tidak ada komentar: